Minggu, 31 Juli 2011

Sugriwo Subali

Dalam rangka HUT Radio Gema Bhayangkara di gelar wayang kulit dengan lakon Sugriwo Subali di halaman Satlantas Polres Bontang, Kaltim. Wayangan kali ini disambut antusias oleh masyarakat Bontang yang haus hiburan, wayang bagi masyarakat Bontang tidak asing lagi karena tidak hanya milik orang Jawa saja tetapi non Jawa juga menyaksikan pagelaran wayang kulit yang di bawakan oleh dalang Ki Sihono Pandoyo, S.Sn. Dalang asli Klaten ini menampilkan gaya klasik berhasil memikat penonton sampai akhir pertunjukan Ki Sihono Pandoyo sudah menjadi dalang milik masyarakat Bontang bahkan Kaltim karena pernah mewakili Kaltim dalam festival dalang di Surabaya.
Ki Sihono Pandoyo, S.Sn

Krawitan "Langen Budoyo" siap menghibur warga Bontang

Buko Kayon dimulai dengan kiprah Mahesa Sura (Buto Rai Kebo) dari Gua Kiskendo Pura


Kiprah Lembu Sura (Buta Rai Sapi)

Mahesa Sura ingin mempersunting Bethari Tara dari kayangan

Di hutan Sunyopringgo, Raden Subali sedang Topo Ngalong (menggelantung seperti kelelawar) hidup di pohon bersama para munyuk, beruk, simpanse, kethek dan sebagainya. 


Selama bertapa Raden Subali intrukpeksi diri atas segala perbuatan yang dilakukan selama ini, betapa kecilnya manusia ini di hadapan Allah. Manusia hanya  sak dermo nglakoni.
Raden Subali teringat kejadiaan 10 tahun yang lalu.....

Anjani baru kesengsem atas mainan barunya berupa Cupu Manik Astagina, hal ini membuat kedua adiknya Raden Guarso dan Guarsi juga ingin melihat dan memilikinya.

Mereka kejar-kejaran hingga sampai di rumah dan Anjani mengadukan kepada Resi Gutama ayahnya.

Anjani ditanya Resi Gutama darimana Cupu Manik Astagina diperoleh, Anjani menyampaikan bahwa cupu di kasih oleh ibunya Indarti.

Resi Gutama marah, karena Indarti telah selingkuh dengan dewa dan diberi kenang-kenangan berupa Cupu Manik Astagina. Sabda panditha ratu, akhirnya Indarti berubah menjadi tugu dan akhirnya di lempar sampai ke negara Alengka

Anjani, Guarso dan Guarsi tetap memperebutkan Cupu Manik Astagina dan tidak mau belajar dari kejadiaan yang menimpa ibunya akhirnya cupu di buang ke tengah hutan. Resi Gutama sudah berpesan pada anaknya tetapi tidak mau mendengar. Cah nom saiki yen di pituturi wong tuo ora nggugu, dianggep wong tuo ketinggalan jaman lan sak panunggalanne. gethun ngone buri...!!!

Anjani juga tetap ikut mengejar kemana jatuhnya cupu

Cupu Manik Astagina jatuh ke tlogo (danau), Guarso dan Guarsi masuk ke dasar tlogo dan mengais-ais di lumpur dan dedaunan yang ada di dasar tlogo akhirnya di lihat ada bayangan mirip kera menghampiri mereka. Setelah bertemu akhirnya terjadi pertikaian sampai hampir mati. Singkat cerita keduanya menyadari bahwa keduanya berubah menjadi kera sehingga tidak mengenal dirinya sendiri. Anjani juga berubah menjadi kera karena membasuh mukannya di tlogo tersebut.

         Anjani, Guarso dan Guarsi menyesal minta di kembalikan ke bentuk asal oleh Resi Gutama. Duh Gusti kulo nyuwun di wangsul aken wonten ing alam ndoyo sekedap mawon, kulo badhe ngibadah, sedekah dumateng fakir miskin, siyam lan minggah haji lan kulo mboten badhe mbangkang dumateng Gusti Allah. Ora bakal biso wektune wis enthek, nyowo wis neng tenggorokan wis alame bedho ora mungkin, dek naliko neng donyo diwenehi tenggang waktu ora di manfaatke , kuwi mau mung ono ucapan wae.
        Untuk menebus dosa Anjani poso Nyantuko di sungai, Guarso berubah namanya menjadi Subali dan Guarsi berubah menjadi Sugriwo akhirnya keduanya Topo Ngalong di hutan Sunyopringgo
        Wis mangso kala, dewa kewalahan menghadapi pasukan Mahesa Suro dan minta jago Subali untuk menyingkirkan Mahesa Suro karena akan mempersunting Bethari Tara. Subali diminta Naradha untuk mengakhiri topo Ngalong dan mengajak saudaranya Sugriwo untuk ikut membantunya

Limbukan

Penonton lesehan

artis BJ dengan "Bilingual"nya suara pria dan wanita

Karawitan "Langen Budoyo" Bontang tetap semangat !!!

Didukung Sound System "Sendawar" dari Kampung Jawa

Lembu Suro sedang brifing pasukan untuk menggempur khayangan

Butone model-model



Budhalan


Pompa dulu sebelum berangkat

Apess Co!! ada rasia, waduh helm ndak pakai, SIM mati, STNK wis ilang

Daripada di denda jutaan mending ditinggal, motor didol yo ra ono sik tuku, mending numpak becak !!!!

Prajurit Kiskendo dihadang Subali dan Sugriwo

Lembu Suro turun tangan

Akhirnya Lembu Suro mati dicabut tanduknya oleh Subali

Pertahanan terakhir Mahesa Sura menunggang Joto Suro

Subali menyelinap masuk Gua Kiskendo, sebelumnya berpesan pada Sugriwo agar berjaga-jaga di depan pintu gua dan memperhatikan air yang mengalir lewat pintu gua. Jika air warna merah berarti yang mati Mahesa Sura dan jika air warna putih yang mati Subali (darah Subali putih) maka jika yang mati Subali tutup pintu gua rapat-rapat.
Pertarungan sengit antara Subali dan Mahesa Sura mengeluarkan segenap tenaga sehingga berubah menjadi buto sak gunung anakan ( 2 meteran)


         Raksasa tersebut berhasil dihantam pohon Ulin (pohon terkuat asli Kalimantan) sehingga berubah menjadi wujud asal. Mahesa Suro dan Joto Suro berhasil di adu dombo sehingga mati sampyuh sampai polo (isi otok) Joto Suro keluar bercampur air menjadi putih dan darah Mahesa Sura merah hingga air mengalir melewati pintu gua air berwarna merah bercampur putih.
         Sugriwo bingung, tetapi tetap punya keputusan bahwa Mahesa Suro mati sampyuh dengan Subali sehingga pintu gua di tutup rapat-rapat. Akhirnya Subali melaporkan kejadian tersebut pada dewa dan dinikahkan dengan bethari Tara. 
         Sementara Subali melihat pintu gua di tutup rapat punya prasangka buruk terhadap Sugriwo, akhirnya pintu ditendang dan berhasil keluar dari gua Kiskendo. Mengetahui Sugriwo dinikahkan dengan bethari Tara semakin memperkuat dugaanya sehingga makin marah. Sebagai pelampiasan Subali menghancurkan taman yang ada di khayangan. Aksi Subali dihentikan Naradha : "Ora ono gunane leh mu topo puluhan tahun meng goro-goro wong wadon banjur ngrusak samubarang kuwi ora menyelesaikan masalah, Bethari Tara kuwi wis jodone Sugriwo, jodo lan pati sik nentok ake Gusti Allah, manungso mung nglakoni. Mulo kowe kudu sabar, ngalahke Mahesa Suro lan prajurite wis rampung nanging ngalah ake hawa nafsu kuwi termasuk perang gede."
Subali mulai sadar atas kesalahannya, Akhirnya Subali memutuskan untuk mandito untuk mencari kesempurnaan hidup dan berguna bagi sesama, mandito di hutan Sunyopringgo disebut Begawan Subali. Sugriwo setelah dinikahkan dengan bethari Tara di beri negara di Kiskendo Pura dan disebut Prabu Sugriwo.
GORO-GORO
        Anjani melahirkan bayi kera putih dan emban Suwareh melahirkan bayi kera hitam, agar cepat besar di mandikan Banyu Gege oleh bethara Bayu dan penampilanya mirip dengan bethara Bayu hanya wujudnya kera dan diberi nama Anoman dan kera hitam diberi nama Suwedo. Anoman bertanya siapa bapaknya kemudian disuruh ke khayangan dan ditemani Semar. Bethara Guru tidak mengakui Anoman anaknya kemudiaan Semar menceritakan saat Dewi Anjani melakukan Topo Nyantuko (bertapa seperti katak dan tidak berbusana) disungai bethara Guru terbang melintas diatas Dewi Anjani dan melihatlah pemandangan itu akhirnya meneteskan Komo. Komo dimakan anjani kemudian dimutahkan dan dimakan oleh emban Suwareh akhirnya dua-duanya mengandung dan melahirkan dua kera hitam dan putih tersebut. setelah mendengar cerita Semar bethara Guru mengakui bahwa Anoman anaknya.
         Maka menjadi bahan tertawaan para dewa, bethara Guru punya anak kera akibatnya dari badan para dewa muncul para kera sehingga khayangan dipenuhi anak kera. Bethara Guru menyuruh Anoman untuk mencari pamanya di negara Kiskendo Pura dan diikuti kera-kera tersebut.
Di Kiskendo Pura Anoman berhasil ketemu pamanya prabu Sugriwo dan menceritakan asalnya dan ingin suwito dinegara tersebut.  Sugriwo sangat senang akhirnya dia dipertemukan dengan saudaranya sendiri dan mendapat rakyat dari golongan kera khayangan. "Suk rejane jaman Anoman bakal dadi senopati Satrio Pepethingan ".

Tancep Kayon







1 komentar: